Senin, 12 Agustus 2013

Pelayanan kesehatan bbl dan balita


MAKALAH
 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT(IKM)
PELAYANAN KESEHATAN PADA
 BBL DAN BALITA


oleh:

  LARA ANGGRAINI



STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2012/2013



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.wb`
Alhamdulillah dan segala puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga makalah ini yang berjudul “PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA “dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah IKM. Di samping itu, kami juga berharap makalah ini mampu memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan.
Penulis sangat penyadari bahwa, penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan masukan, saran dan kritik yang menunjang untuk kesempurnan makalah ini .
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan bagi siapa saja yang memerlukannaya, amin.

Wassalam’alaikum Wr.wb

                                                                                                                    Padang ,    april 2013



                                                                                                                                    Penulis










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR           ....................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN    
1.1  LATAR BELAKANG           ...................................................................................4
1.2  TUJUAN                                ...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR
                        a. Pengertian bayi baru lahir                ...............................................6
                        b.Ciri-ciri bayi baru lahir sehat            ...............................................6
                        c.Pengertian pelayanan kesehatan bayi baru lahir ...........................6
                        d.Jenis pelayanan kesehatan bayi baru lahir  ...................................6
            2.2 PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA 
                        a.Pengertian anak balita          .........................................................
                        b.Pengertian pelayanan kesehatan anak balita ...............................
                        c. jenis pelayanan kesehatan anak balita         ................................
BAB III PENUTUP
                        3.1 KESIMPULAN    ...................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
















BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Perlindungan anak di bidang kesehatan  diselenggarakan melalui berbagai upaya  pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi  anak termasuk untuk bayi baru lahir dan anak balita . Pelayanan kesehatan untuk bayi baru lahir dan ank balita  merupakan salah satu program kesehatan  anak yang bertujuan untuk menjamin  kelangsungan hidup , tumbuh kembang anak  secara optimal dan perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat , cerdas ceria, berahlaq mulia dan terlindungi sebagai modal dasar bagi pembangunan bangsa.
            Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Bina Kesehatan Anak telah menyelenggarakan berbagai program kesehatan anak yang diimplementasikan di puskesmas dan jaringannya dengan mengacu pada norma,  standar , pedoman dan kriteria  pelayanan  kesehatan anak bagi tenaga kesehatan. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menegaskan bahwa seorang anak berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, terhindar dari kekerasan dan diskriminasi. Selain itu, Undang Undang Perlindungan Anak juga mengamanahkan bahwa pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak; Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan. 
Anak merupakan harapan masa depan . oleh karena itu mereka perlu dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas,sehat dan cerdas.   Program kesehatan anak merupakan salah satu kegiatan dari penyelenggaraan perlindungan anak di bidang kesehatan, yang dimulai sejak bayi berada di dalam kandungan, masa bayi, balita, usia sekolah dan remaja. Program tersebut bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup bayi baru lahir , memelihara dan meningkatkan kesehatan anak sesuai tumbuh kembangnya, dalam rangka  meningkatkan kualitas hidup anak yang akan menjadi sumber daya pembangunan bangsa di masa mendatang.





1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian pelayanan kesehatan bayi baru lahir
2.Untuk mengetahui jenis-jenis pelayanan kesehatan bayi baru lahir
3. Untuk mengetahui pengertian pelayanan kesehatan anak balita
4.Untuk mengetahui  jenis-jenis pelayanan kesehatan anak balita





























BAB II PEMBAHASAN

2.1  PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI BARU LAHIR
A.Pengertian bayi baru lahir  :
1.      Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
2.      Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
B. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir sehat
• Berat badan bayi 2500-4000 gram
• Umur kehamilan 37 – 40 mg
• Bayi segera menangis
• Bergerak aktif, kulit kemerahan
• Mengisap ASI dengan baik
• Tidak ada cacat bawaan
C. Pengertian pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir 
Pelayanan kesehatan  sesuai standar yang diberikan oleh petugas kesehatan yang kompeten kepada neonates/bayi baru lahir sedikit 3 kali ,selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir ,baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.
Kunjungan neonatal :
Adalah  pelaksanaan pelayanan ksehatan neonatal/bayi baru lahir sedikitnya 3 kali yaitu:
a.       Kunjungan Neonatal ke-1(KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir.
b.       Kunjungan Neonatal ke-2(KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 setelah lahir
c.       Kunjungan neonatal ke-3(KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28 setelah lahir.



D. TATALAKSANA BAYI BARU LAHIR
Tatalaksana bayi baru lahir meliputi:
1.      Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:
• Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.
• Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan dengan ibunya atau di ruangan khusus.
• Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan di puskesmas atau melalui kunjungan rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda (Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM) termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, perawatan tali pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi HB-0 diberikan pada saat kunjungan rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir).
2.      Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:
• Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas/ pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan
• Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau keluarga
pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan.

E. Jenis pelayanan kesehatan bayi baru lahir:
1. Melakukan penilaian bayi baru lahir
• Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
• Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
• Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera
lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
 2.Merawat tali pusat.
• Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem
plastik    tali pusat pada puntung tali pusat.
• Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin
0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
• Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
• Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan
kering.
• Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang
disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau
steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
• Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat
dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi
yang berlawanan.
• Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
• Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala
bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002).
3.IMD
Inisiasi menyusui dini ( IMD ) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri. Inisiasi menyusui dini ( IMD ) akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI ekslusif.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22 % dari bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi mencari untuk menemukan putting susu ibun untuk menyusu. IMD harus dilaksanakan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dangan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan hanya dikeringkan kecuali tangannya.
Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indicator global dan Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah khususnya Departemen Kesehatan RI.
4. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.


Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir:   
• Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan            
• Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan   
• Pastikan pencahayaan baik  
• Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika         bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti
kembali dengan cepat
• Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
5.Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
6. Pemberian salap mata.
 Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat.
7.Pencegahan Infeksi 
• Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi         
• Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
• Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
• Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
• Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat.
8. Imunisasi BCG, hepatitis B dan polio oral
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan Vitamin
K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati.
2.2 PELAYANAN KESEHATAN PADA BALITA  
A.Pengertian anak balita :
à anak yang berusia 1 tahun-5 tahun memiliki pertumbuhan mental,intelektual yang berkembang pesat.
B.Pengertian pelayanan kesehatan pada balita
 è Pelayanan kesehatan anak balita sakit dan sehat yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar.
C.Jenis-jenis pelayanan kesehatan pada balita
1).Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
Manfaat KMS adalah :
            • Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara
lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
• Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
• Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
2). Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan.
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
• Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan
satu kali dalam satu tahun
• Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.

3).Manajemen terpadu balita sakit(MTBS)
àsuatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh.
MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.
Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
1. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).
2. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan)
4).Konseling pada keluarga balita
Konseling yang dapat diberikan adalah :
• Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita
• Pemberian makanan bayi
• Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
• Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita
• peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal idenitasnya sebagai laki-laki atau perempu.

5).Vaksinasi atau Imunisasi
Pada saat sekarang ini vaksin yang dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah banyak beredar di Indonesia, dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah terbukti bermanfaat.imunisasi wajib diantaranya:
·         BCG : Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Pada anak yang telah mendapat vaksinasi BCG diharapkan dianya kan terhindar dari penyakit tuberkulosis, ataupun kalau terinfeksi bentukna adalah ringan, tidak menimbulkan infeksi yang berat seperti tuberkulosis otak, tulang ataupun melibatkan organ tubuh yang lain.
·          Polio Oral Vaksin: Mengandung tiga macam virus hidup yang telah dilemahkan, yang dapat digunakan dalam memberikan daya lindung terbadap kelumpuhan dan kematian .
·          Vaksin Hepatitis B : Pemberian vaksin ini sangat bermanfaat untuk memberikan perlindungan agar tidak terjadi penyakit hati yang kronis, yang rasa berlanjut dengan terjadi karsinoma hati.
·         Vaksin campak: memberi kekebalan terhadap penyakit campak
·          DPT: memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri pertusis dan tetanus.

6).Pelayanan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas.
7).Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.
Untuk Tumbuh Kembang Anak Pesan Utamanya Adalah:
·         Asi saja (ASI ekslusif) adalah makanan terbaik bagi kehidupan bayi 4-6 bulan pertama kehidupan.
·          Pasca umur 4-6 bulan, bayi memerlukan makanan lain disamping ASI.
·         Anak dibawah 3 tahun membutuhkan 5-6 kali sehari.
·          Anak dibawah 3 tahun membutuhkan sejumlah/sedikit lemak atau minyak ditambahkan dalam makanannya sehari-hari.
·          Semua anak membutuhkan makanan kaya Vitamin A.
·          Sesudah sakit, anak membutuhkan extra meals untuk mengejar (catch up) kehilangan pertumbuhan selama sakit.








BAB III PENUTUP
III.1 KESIMPULAN

Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dan anak balita adalah merupakan program pemerinntah untuk menurunkan angka kematian bayi baru lahir dan anak balita. Untuk itu kita sebagai calon nakes hendaknya mempedomani yang sudah ditetapkankn pemerintah yaitu melakukan pelayanan sesuai standar seperti yang sudah kita bahas diatas.   



























DAFTAR PUSTAKA

Wahidayat,iskandar .2007.Buku kuliah 1 ilmu kesehatan anak.bagian ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran universitas Indonesia ,Jakarta
Muslihatun,nur wafi.2010.asuhan neonatus bayi dan balita. Yogyakarta
www.google.com”PDF Panduan Yankes BBL Berbasis Perlindungan Anak 
kosim,MS,dkk.2003.Buku panduan manajemen masalah bayi baru lahir untuk dokter,bidan,dan perawat di rumah sakit.IDAI,MNH-JHPIEGO-DEPKES RI,Jakarta